(31)
Organisasi Berorientasi Masa Depan
Dalam
sautu penelitian kecil-kecilan yang penulis lakukan pada saat salah
satu organisasi mahasiswa luar kampus menerima anggota baru dimana di
luar dugaan ternyata minat mahasiswa sangat tinggi mendaftar sebagai
calon anggota. Buru-buru mereka menjawab “mendaftar sebagai anggota
organisasi anu”. Padahal saat itu ia baru mendaftar menjadi calon
anggota. Karena bisa saja sautu saat nanti ia belum sampai pada tahap
calon anggota sebab berbagai organisasi membuat persyaratan tertentu
untuk menjadi anggota.
Tidak berbeda dengan organisasi dalam kampus. biasanya panitia membuka pendaftaran anggota baru dengan cara membuka stand
untuk lebih memudahkan mereka yang mendaftar. Baru beberapa jam saja
stand dibuka ratusan formulir sudah terjual bahkan panitia sempat
kewalahan melayani pendaftar yang begitu banyak.
Sampailah
pada proses diklat yang tentu saja jumlahnya tidak sebanyak yang
mendaftar karena persyaratan sudah mulai diterapkan. Sebagaimana mental
kebanyakan anggo arganiasasi, pada har-hari proses penjaringan,diklat
hingga beberapa saat setelah menjadi anggota semangat berrorganiasi
begitu terlihat. Seluruh kegiatan organiasi tidak ada yang terlewatkan.
Kuliah pun hampir berantakan karena begitu sibuknya mengikuti nikmatnya
berorganisasi.
Seiring
berjalannya waktu sepertinya kejenuhan sudah mulai menghambat proses di
organisasi yang sebetulnya belumlah cukup matang untuk dikatakan
sebagai seorang aktivis. Lebih tidak pantas lagi bila ia kemana-mana
selalu membangga-banggakan diri sebagai anggota organisasi tertentu.
Alasan
yang terkadang sungguh sangat bermacam-macam itu pada akhirnya membuat
ia tidak sempat lagi menggali lebih dalam sebuah organisasi. Ia tidak
sempat lagi merasakan nikmatnya berorganisasi. Parahnya lagi ideologi
organisasi tidak menyatu dengan jiwanya. Alasan yang terkadang karena
terpaksa itu membuat ia merugi karena tidak sedikit waktu yang selama
ini dihabiskan serta banyak tenaga yang terkuras akhirnya terbuang tanpa
arti.
Hemat
penulis, mahasiswa memang penuh dinamika. Rutinitas memang tidak selalu
beranjak. Mahasiswa selalu datang dan pergi. Sebanyak yang datang
sebanyak itu pula mahasiswa baru yang bermunculan. Banyak yang berhasil
namun tidak sedikit pula yang merugi.
Mahasiswa
selayaknya harus berorganisasi. Satu sisi mahasiswa punya pengatahuan
spesipik, namun juga ada kekuatan ilmu yang universal. Artinya tidaklah
cukup dengan hanya kuliah semata, namun harus juga menjadi aktivis.
Keduanya harus berjalan seimbang. Manjadi aktivis, apalagi yang
berkesempatan menjadi pemimpin, setidaknya ada celah untuk bagaimana
mengaktualisasikan ilmu-ilmu yang di dapat dalam perkuliahan. Tidak
jarang pula kesempatan ini akan terbuka setelah selesai kuliah. Dapatlah
dibaca seorang pemimpin dan bagaimana mereka kuliah sebagai seorang
aktivis.
Walau
dalam kondisi apapun, untuk beroroganisasi bagi mahasiswa tidak harus
menjadi alternatif kedua sebagai sara mencari atau menimba ilmu.
Organisai terkadang lebih penting dari bangku kuliah, namun tentu saja
organisai tidak harus membuat kuliah menjadi hancur. Inilah yang
terkadang perlu di renungkan oleh para aktivis. Artinya harus ada
keseimbangan antara organisasi dengan kuliah. Harus ada penyeleksian
waktu antara kesibukan organisasi dengan jadwal kuliah yang begitu
padat.
Ada
satu hal yang sangat ironis dan itu sangat kentara dalam sautu
organisasi saat ini yaitu dimana hanya sedikit saja mereka yang
menikmati organisasi. Ambil contoh bila melakukan seatu kegiatan. Sudah
dapat diukur berapa persen dari anggota yang mampu bekerja sedang
selebihnya hanya sebagai penonton saja.
Ada
dua kemungkinan yang menyebabkan seseorang gagal dalam satu organisasi.
Pertama munculnya kejenuhan. Hal ini sangat sering terjadi karena
hasrat manusia yang selalu ingin mencari sesuatu yang baru. Orang akan
sulit lepas dari sesuatu bila ia meresa betul-betul membutuhkannya dalam
hidup. Organisasi terkadang juga tidak memberi jaminan bila orientasi
pergerakan tidak jelas. Ia terkadang juga seperti mahasiswa yang
terkadang muncul kadang tenggelam.
Bukanlah
suatu yang aneh ada seseorang yang punya sekian organisasi. Syukur
kalau sempat membagi waktu untuk masing-masing organisasi tersebut.
Celakanya kalau lompat dari satu organisasi kepada yang lain, ini akan
membuat tidak sempurnanya bekal yang didapat dalam satu organisasi.
Organisai
terkadang ikut menjawab masa depan kelak akan menjadi manusia seperti
apa. kelebihan organisasi salah satunya adalah terbukanya kesempatan
untuk bersentuhan dengan pihak luar serta terbukanya peluang untuk
membangun jaringan dengan berbagai orang dari latar belakang yang tentu
berbeda pula. Jauh berbeda dengan kuliah yang hanya duduk mendengarkan
ceramah sang dosen. Kuliah terlebih pada jurusan-jurusan tertentu lebih
banyak berbicara teori, namun kering praktek. Pada akhirnya akan
menciptakan manusia yang gagap akan dunia nyata.
Untuk
itu seorang mahasiswa selain perlu menentukan tujuan dan target yang
akan dicapai untuk masuk organisasi tentunya juga perlu memilah-milah
organisasi mana yang lebih memberikan arah pada masa depan. Berapa
banyak organisasi terutama dalam kampus saat ini yang tidak jelas
pergerakannya. Arah pergerakan cenderung mengikuti angin
yang tentu saja ada saat kencang dan tentu juga melambat, ada saat ke
puncak namun akan kembali ke jurang paling bawah. Indikasinya jelas,
ditunggangi orang atau kelompok tertentu.
Sumber :http://pandanganku.multiply.com
No comments:
Post a Comment