Friday, May 11, 2012

Organisasi Berorientasi Masa Depan

(31)


Organisasi Berorientasi Masa Depan


Dalam sautu penelitian kecil-kecilan yang penulis lakukan pada saat salah satu organisasi mahasiswa luar kampus menerima anggota baru dimana di luar dugaan ternyata minat mahasiswa sangat tinggi mendaftar sebagai calon anggota. Buru-buru mereka menjawab “mendaftar sebagai anggota organisasi anu”. Padahal saat itu ia baru mendaftar menjadi calon anggota. Karena bisa saja sautu saat nanti ia belum sampai pada tahap calon anggota sebab berbagai organisasi membuat persyaratan tertentu untuk menjadi anggota.
Tidak berbeda dengan organisasi dalam kampus. biasanya panitia membuka pendaftaran anggota baru dengan cara membuka stand untuk lebih memudahkan mereka yang mendaftar. Baru beberapa jam saja stand dibuka ratusan formulir sudah terjual bahkan panitia sempat kewalahan melayani pendaftar yang begitu banyak.
Sampailah pada proses diklat yang tentu saja jumlahnya tidak sebanyak yang mendaftar karena persyaratan sudah mulai diterapkan. Sebagaimana mental kebanyakan anggo arganiasasi, pada har-hari proses penjaringan,diklat hingga beberapa saat setelah menjadi anggota semangat berrorganiasi begitu terlihat. Seluruh kegiatan organiasi tidak ada yang terlewatkan. Kuliah pun hampir berantakan karena begitu sibuknya mengikuti nikmatnya berorganisasi.
Seiring berjalannya waktu sepertinya kejenuhan sudah mulai menghambat proses di organisasi yang sebetulnya belumlah cukup matang untuk dikatakan sebagai seorang aktivis. Lebih tidak pantas lagi bila ia kemana-mana selalu membangga-banggakan diri sebagai anggota organisasi tertentu.
Alasan yang terkadang sungguh sangat bermacam-macam itu pada akhirnya membuat ia tidak sempat lagi menggali lebih dalam sebuah organisasi. Ia tidak sempat lagi merasakan nikmatnya berorganisasi. Parahnya lagi ideologi organisasi tidak menyatu dengan jiwanya. Alasan yang terkadang karena terpaksa itu membuat ia merugi karena tidak sedikit waktu yang selama ini dihabiskan serta banyak tenaga yang terkuras akhirnya terbuang tanpa arti.
Hemat penulis, mahasiswa memang penuh dinamika. Rutinitas memang tidak selalu beranjak. Mahasiswa selalu datang dan pergi. Sebanyak yang datang sebanyak itu pula mahasiswa baru yang bermunculan. Banyak yang berhasil namun tidak sedikit pula yang merugi.
Mahasiswa selayaknya harus berorganisasi. Satu sisi mahasiswa punya pengatahuan spesipik, namun juga ada kekuatan ilmu yang universal. Artinya tidaklah cukup dengan hanya kuliah semata, namun harus juga menjadi aktivis. Keduanya harus berjalan seimbang. Manjadi aktivis, apalagi yang berkesempatan menjadi pemimpin, setidaknya ada celah untuk bagaimana mengaktualisasikan ilmu-ilmu yang di dapat dalam perkuliahan. Tidak jarang pula kesempatan ini akan terbuka setelah selesai kuliah. Dapatlah dibaca seorang pemimpin dan bagaimana mereka kuliah sebagai seorang aktivis.
       Walau dalam kondisi apapun, untuk beroroganisasi bagi mahasiswa tidak harus menjadi alternatif kedua sebagai sara mencari atau menimba ilmu. Organisai terkadang lebih penting dari bangku kuliah, namun tentu saja organisai tidak harus membuat kuliah menjadi hancur. Inilah yang terkadang perlu di renungkan oleh para aktivis. Artinya harus ada keseimbangan antara organisasi dengan kuliah. Harus ada penyeleksian waktu antara kesibukan organisasi dengan jadwal kuliah yang begitu padat.
Ada satu hal yang sangat ironis dan itu sangat kentara dalam sautu organisasi saat ini yaitu dimana hanya sedikit saja mereka yang menikmati organisasi. Ambil contoh bila melakukan seatu kegiatan. Sudah dapat diukur berapa persen dari anggota yang mampu bekerja sedang selebihnya hanya sebagai penonton saja. 
Ada dua kemungkinan yang menyebabkan seseorang gagal dalam satu organisasi. Pertama munculnya kejenuhan. Hal ini sangat sering terjadi karena hasrat manusia yang selalu ingin mencari sesuatu yang baru. Orang akan sulit lepas dari sesuatu bila ia meresa betul-betul membutuhkannya dalam hidup. Organisasi terkadang juga tidak memberi jaminan bila orientasi pergerakan tidak jelas. Ia terkadang juga seperti mahasiswa yang terkadang muncul kadang tenggelam.
Bukanlah suatu yang aneh ada seseorang yang punya sekian organisasi. Syukur kalau sempat membagi waktu untuk masing-masing organisasi tersebut. Celakanya kalau lompat dari satu organisasi kepada yang lain, ini akan membuat tidak sempurnanya bekal yang didapat dalam satu organisasi.
Organisai terkadang ikut menjawab masa depan kelak akan menjadi manusia seperti apa. kelebihan organisasi salah satunya adalah terbukanya kesempatan untuk bersentuhan dengan pihak luar serta terbukanya peluang untuk membangun jaringan dengan berbagai orang dari latar belakang yang tentu berbeda pula. Jauh berbeda dengan kuliah yang hanya duduk mendengarkan ceramah sang dosen. Kuliah terlebih pada jurusan-jurusan tertentu lebih banyak berbicara teori, namun kering praktek. Pada akhirnya akan menciptakan manusia yang gagap akan dunia nyata.
Untuk itu seorang mahasiswa selain perlu menentukan tujuan dan target yang akan dicapai untuk masuk organisasi tentunya juga perlu memilah-milah organisasi mana yang lebih memberikan arah pada masa depan. Berapa banyak organisasi terutama dalam kampus saat ini yang tidak jelas pergerakannya. Arah pergerakan cenderung mengikuti  angin yang tentu saja ada saat kencang dan tentu juga melambat, ada saat ke puncak namun akan kembali ke jurang paling bawah. Indikasinya jelas, ditunggangi orang atau kelompok tertentu.

Sumber :http://pandanganku.multiply.com

No comments:

Post a Comment